Echoes Of Justice

Tamliha

Hilang Pada 2003

Korban penghilangan orang secara paksa.

Tamliha dituduh sebagai GAM, sehingga di tengah kebahagiaan mereka hidup bersama, akhirnya terputus begitu saja. Dari 2003 ia menghilang, tahun 2007 baru ditemukan sebagai jenazah yang dikuburkan hanya dengan sehelai kain sarung. Dua tahun sebelum kejadian, abang kandung dari Tamliha sudah terlebih dahulu dibawa oleh TNI karena di tuduh sebagai AM. Ia dibawa ketika sedang mencuci mobil di Simpang Uning. Setelah itu, Suaminya mulai tidak suka terhadap TNI. RD berpendapat, mungkin karena hubungan keluarga tersebut, suaminya dituduh sebagai GAM dan dihilangkan oleh TNI. Karena, baru-baru ketika diterapkannya Darurat Militer tahun 2003. Tepatnya setelah terjadinya kontak senjata di Takengon dan dibakarnya kantor JSC (Tim Joint Scurity committee) Takengon. Berdekatan paska kejadian tersebut, datang orang TNI ke rumah RD menanyakan perihal keberadaan suaminya. Bahkan ketika mereka datang memakai mobil panser—kendaraan tempur lapis baja. Mulai dari peristiwa tersebutlah, suaminya tidak pernah pulang ke rumah. Tidak pernah juga berkomunikasi lagi dengannya. Jika ada pasukan TNI ke rumah, mereka selalu menyuruh mencari keberadaan suaminya. Tidak mengenal waktu, baik siang, malam, bahkan jam 3 malam digedor pintu untuk menanyakan keberadaan suaminya.

 

Padahal RD tidak memiliki informasi dan kontak apapun dengan suaminya. Bahkan sedang berduka juga atas suaminya yang hilang. Oleh karena itu, akhirnya RD dan ketiga anaknya, memilih untuk kembali ke kampung halamannya di Kecamatan Celala, Aceh Tengah.

Ketika RD tinggal bersama orang tuanya. Ia tidak pernah keluar rumah dan berbicara dengan orang-orang sekitar, kondisi tersebut berlanjut sejak 2003 sampai 2007. Apalagi warga di daerah tersebut, pada umumnya banyak yang menjadi milisi. Kemudian sering juga mendapat cibiran dari tetangga, atau semacam sentilan seperti ‘kalau GAM harus dibunuh sampai ke akar-akarnya’. Seperti sengaja diperdengarkan terhadap RD.

Pada tahun 2003, mulai ada pos BKO di Gampong Kenawat, bahkan terus berganti pasukan setiap tiga bulan sekali.

Hampir semua orang Kenawat dituduh sebagai GAM, walaupun tidak sebagai GAM, dicap sebagai pendukung GAM. Tidak juga mengenal suku, baik suku Aceh, Gayo, bahkan orang Jawa yang tinggal disana pun dituduh GAM. Jangankan TNI, orang luar Kenawat saja menganggap kalau sudah tinggal di Kenawat sudah pasti GAM. Karena tokoh besar GAM adalah orang Kenawat, yakni Ilyas Leube.

Bahkan setelah suaminya dihilangkan, mertua RD ditangkap oleh BKO. Karena tidak tahu kemana, akhirnya dicari-cari pihak keluarga, ternyata dipenjara selama 7 bulan. Setelah bebas dari situ kakinya pincang dan hampir 2 bulan di rumah sudah meninggal, umurnya memang sudah 61 tahun. Alasan yang dikatakan ketika pulang karena di penjara lantainya dingin. Komandan Pos BKO di Kenawat yang paling di ingat oleh RD adalah AKP DJ.

Sedang adik kandung Tamliha, satu orang anak laki-laki dalam keluarga metuanya itu, lebih memilih mengamankan diri, dan tidak mau memperdulikan urusan keluarganya lagi agar tidak mengalami hal yang sama dengan kedua abang kandungnya. Kondisi perkampungan Kenawat diapit oleh bukit, dan depannya adalah danau Laut Tawar. Jalannya pun buntu, tidak ada lagi perkampungan setelahnya. Sekarang saja baru tembus sampai ke Toweren.

Setelah Damai

Karena tidak ada kabar keberadaan suaminya, tahun 2006 RD memilih untuk menikah lagi, dan dikarunia seorang anak perempuan. Sekitar tahun 2007, orang Kenawat memberitahukan bahwa jenazah suaminya sudah ditemukan. Sehingga RD pergi menjemput jenazah dan membawa anak-anaknya semua. Jenazahnya ditemukan setelah perdamaian. Ditemukan di hutan Gampong Kenawat Redelong Kecamatan Bukit, Bener Meriah. Dapat diketahui bahwa itu adalah jenazah suaminya dengan melihat celananya, dan sampai sekarang masih RD simpan. Ketika digali, jenazahnya masih bagus, bungkusannya belum lapuk (dibungkus dengan kain sarung).

Sekarang jenazahnya sudah semayamkan sebagaimana mestinya di Gampong Kenawat, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah. Setelah damai, RD tidak pernah lagi mendengar sentilan-sentilan yang dilontarkan untuk dirinya. Yang malah para milisi mengaku GAM atau mengaku pernah membantu GAM agar mendapat bantuan sebagaimana yang disebutkan dalam UUPA.


Ketika kejadian, anak pertama masih kelas 1 SD. Anak perempuan, sekarang baru selesai kuliah di UMSU Medan dan sedang mencari pekerjaan di sana. Sedang anak kedua adalah laki-laki, belum sekolah ketika itu, sekarang sudah bekerja membantu pembuatan jalan di Takengon. Sedang yang paling kecil anak perempuan baru lepas menyusui, tidak pun ingat wajah ayahnya, sekarang ia sudah tamat SMK. Sehingga hanya anak pertama yang mengingat bagaimana kebersamaan dengan ayahnya, sedangkan dua anak lainnya tidak mengingat apa-apa.


Anak laki-laki yang kedua tersebut, memang sering bertanya-tanya tentang Ayahnya, seperti “benarkah Ayah kita dulu ditembak?” “benar, itulah jenazahnya kita ambil” RD langsung menjawab dan memberitahukannya. Namun hanya menjawab pertanyaannya saja tidak menceritakan bagaimana kronologisnya atau berbicara dengan serius tentang kejadian yang menimpa suaminya. Khawatir akan menimbulkan rasa dendam. Bahkan selalu diingatkan agar tidak terlibat apa-apa, agar tidak lagi terulang kejadian yang sama.


Karena sampai sekarang, anaknya yang laki-laki sangat tidak menyukai TNI. bahkan kalau kakaknya diganggu oleh salah seorang anggota TNI, ia langsung marah. Sampai sekarang, RD masih merasa tidak puas. Masih merasa membatin karena dalam keadaan bersama, tiba-tiba suaminya pergi, tidak pernah berkomunikasi lagi denganya. Kemudian ketika ditemukan sudah meninggal dunia.

 

Harapannya, sibukkan anak-anak atau keluarga korban dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak lagi terlibat dengan kegiatan-kegiatan separatis. Oleh karena itulah, RD selalu mengingatkan anaknya yang laki-laki agar tidak terlibat dengan apapun yang berbau gerakan seperti itu. Begitu juga ketika ada yang bertanya tentang kejadian yang menimpa ayahnya tersebut, harus dilaporkan dulu kepada RD. Karena khawatir diprovokasi amarahnya dengan mengatasnamakan ayahnya dibawa oleh TNI.

error: Content is protected !!
id_IDID